Bangunan rumah tahan gempa
source : https://www.youtube.com/embed/IQRCJnwNftc
Gempa merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat adanya interaksi antar lempeng. Indonesia sendiri terletak di kawasan pertemuan tiga lempeng yang bergerak dari Eropa, Pasifik dan Australia. Konsekuensi dari letak geografis ini adalah di Indonesia rawan terjadinya gempa.
Gempa tidak dapat dicegah, energi yang dilepaskan dari gempa pun juga belum dapat diperkirakan besarnya dengan akurat. Akan tetapi, banyak langkah antisipatif yang dapat dilakukan untuk menekan bahaya yang diakibatkan oleh gempa.
Salah satunya adalah dengan memastikan setiap ruang tinggal memiliki struktur bangunan tahan gempa. Rumah tahan gempa memiliki ciri khasnya tersendiri, biasanya dilingkupi dengan pondasi yang telah memenuhi standar serta sudah teruji coba aman dari goncangan besar. Dengan demikian, Keluarga kita akan aman ketika berada dalam rumah meskipun gempa sedang berlangsung.
Baca Lengkap : Apa Itu Istilah Apartment dan Kondominium
Our Agents
Konstruksi beton bertulang
Rumah tetap dapat mengalami goncangan ketika terjadi gempa walaupun memiliki struktur pondasi yang solid. Hal ini berkaitan dengan tingkat kelenturan material atau tingkat daktilitas dalam menyerap energi gempa sehingga mampu mempertahankan keseluruhan struktur bangunannya. Konstruksi semakin stabil jika materialnya semakin lentur.
Perakitan konstruksi bangunan sebaiknya menggunakan material beton bertulang lantaran memiliki tingkat kelenturan yang tinggi. Komponen yang dimiliki oleh material ini juga bervariasi sehingga mampu membentuk struktur bangunan yang terintegrasi dengan baik.
Idealnya, konstruksi rumah tahan gempa juga menyertakan sistem active mass damping atau sistem peredam yang sanggup menahan beban di bagian atas bangunan supaya tidak ambruk ketika gempa berlangsung.
Rancang pondasi ikat atau isolator
Penting untuk merancang pondasi yang dapat menahan getaran gempa lantaran gempa langsung berpengaruh terhadap struktur dasar bangunan. Solusi yang pertama yang dapat diterapkan adalah dengan mengikat seluruh pondasi ke dalam satu struktur, sehingga dapat bergerak dalam kesatuan unit.
Tidak hanya itu, bisa juga dengan menerapkan pondasi isolator (base isolator). Pondasi ini menjadikan bangunan bisa bergeser mengikuti pergerakan gempa. Ketika gempa terjadi, pondasi bisa menahan struktur bangunan di atasnya tanpa menggerakkannya sama sekali. Sebagai hasilnya, gaya lateral dari gempa dapat diredam sehingga menekan dampak kerusakan yang dapat ditimbulkan.
Baca Lengkap : Hindari 5 Kesalahan Dalam Investasi Rumah
Recently Listed Properties
Adopsi arsitektur rumah Dome
Rumah dome ini memiliki desain yang membulat seperti Igloo, rumah khas suku Eskimo, diimplementasikan di perkampungan Sleman, daerah yang terkena dampak bencana gempa Yogyakarta tahun 2006 lalu. Tidak hanya struktur bangunan yang minim sudut, pemilihan material ringan seperti styrofoam juga dapat meminimalisir bahaya yang diakibatkan oleh guncangan besar.
Mengadopsi teknologi konstruksi Jepang
Jepang telah lama menerapkan prinsip bangunan anti gempa lantaran Jepang merupakan negara yang paling sering mengalami gempa. Salah satu rancangan arsitektur anti gempa yang dapat dijadikan contoh adalah rancangan pada kuil dan bangunan-bangunan modernya yang mengimplementasikan sistem sensor airbag.
Sensor tersebut berfungsi untuk mengaktifkan kompresor yang nantinya akan memompa udara ke dalam airbag yang sudah terpasang pada pondasi bangunan. Kemudian airbag yang menggelembung akan mengangkat bangunan dan melayang di atas permukaan tanah yang bergerak akibat gempa. Dengan begitu, semua ruangan dan bagian di rumah akan aman, seperti kitchen set yang ada di dapur.
Disadur dari Kompas.com
Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<
Ikuti perkembangan terbaru Info Terupdate seputar Properti hanya di reginarealty.co.id
Klik di sini