Berawal dari cuitan seorang Lead Financial Trainer dari QM Financial Ligwina Hananto, platform media sosial Twitter ramai memperbincangkan soal punya rumah di usia 40 tahun. Menurutnya, cuitan tersebut bermaksud penting untuk bisa memiliki rumah di usia 40 tahun adalah orang yang memiliki daya.
Dikutip dari Detik.com, Ligwina menyampaikan bahwa “Penting untuk punya daya. Saat berdaya akan punya motivasi diri untuk berusaha, uang belakangan. Tentu saja artinya narasi punya rumah sebelum umur 40 ini untuk orang-orang yang berdaya.” (19/6/2021).
Jujur saya kecewa dengan agen sebelumnya karena beberapa kali saat ada calon pembeli mau lihat rumah saya, malah sering telat datang, akhirnya batal beli. Setelah bertemu Bu Karmel, jadwal bertemu dengan pembeli lebih mudah diatur dan akhirnya rumah saya bisa terjual.
Malem2 aku lagi browsing apartment, trs ada iklannya bu Aan. Langsung aku hubungin padahal ud malem gitu, tapi tetep direspon dengan baik dan cepat. Sampe akhirnya aku jadi sewa apartmen itu, bu Aan juga bantu ngurusin dr awal sampe beres.
Mamaku lgi cari rumah di lebak bulus, temen ku blg ada kenalan agen properti yg bisa bantu cari rumah, akhirnya aku di ksh no telp bu Euis. ngga lama aku hubungin trs ceritain deh aku lagi cari rumah, kebetulan bu Euis punya listingnya. Mama ku suka, dan harganya jg cocok. Bu Euis jg bantu ngurusin aku dr awal smp selesai.
Angka 40 ini hanyalah perhitungan keuangan semata mengingat orang mulai pensiun pada usia 55 tahun. Sebagaimana kita ketahui, jangka waktu Kredit Kepemilikan Rumah antara 10-15 tahun. Bahkan ada yang 20 tahun.
“Beli rumah tentu saja perlu dilakukan saat mampu. Nggak mau buru-buru nggak apa-apa. Tapi jangan terlena sampai nggak beli dan pensiun tanpa tempat tinggal layak,”katanya.
Penting untuk memiliki rumah di usia 40 tahun karena menyangkut dengan kesejahteraan seseorang ketika memasuki masa pensiun. Memiliki rumah adalah faktor yang besar untuk bisa pensiun sejahtera. Sehingga di masa tua kelak, tidak perlu khawatir untuk berpindah rumah kontrakan karena sudah memiliki rumah sendiri.
Meski perhitungan secara finansial seperti terlihat kaku, namun dalam kehidupan selalu ada faktor rejeki dan kemudahan dalam memiliki rumah.
Jika memiliki keterbatasan keuangan, membeli rumah dapat dilakukan dengan cara patungan bersama anggota keluarga lainnya. Kelak rumah tersebut akan menjadi tempat tinggal bersama.
Ligwina juga menyebutkan konsep hidup mandiri dan konsep hidup komunal atau tinggal dengan keluarga besar. Seseorang lebih memilih hidup satu rumah dengan keluarga besar ketimbang membeli rumah sendiri.
“Di beberapa kasus, ini malah jadi yang terbaik, karena keluarga ingin tinggal di dalam kota, rumah di pinggiran malah dikontrakkan,”imbuhnya.