Home    Selamat Hari Raya Waisak

Selamat Hari Raya Waisak

 

source :  https://youtu.be/XJWVf0yXWnU

 

Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali “Wesakha”, yang pada gilirannya juga terkait dengan “Waishakha” dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.

 

Dalam kalangan umat Buddha hari raya Waisak sering disebut juga dengan Trisuci Waisak. Hal tersebut bukan tanpa alasan sebab pada hari raya umat Buddha ini Waisak kita akan memperingati Tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi dibulan “Vesakha”, dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama. Tiga peristiwa penting itu adalah:

 

1. Kelahiran Pangeran Sidharta

Pangeran Sidharta adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir kedunia sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan mencapai Kebahagiaan Tertingggi ). Beliau lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi.

 

BACA JUGA Rumah Besar Iron Man dalam film Avengers : Endgame

Recently Listed Properties

 

2. Mencapai Penerangan Sempurna

Pada usia 29 tahun pangeran pergi meniggalkan istana dan anak istrinya menuju hutan mencari kebebasan dari 4 peristiwa yang beliau lihat LAHIR, TUA, SAKIT dan MATI. Kemudian pada usia 35 tahun pada saat purnama Sidhi di bulan Waisak petapa Sidharta mencapai penerangan sempurna. (Sang Buddha)

 

3. Parinibbana

Selama 45 tahun sang Buddha menyebarkan Dhamma dan pada usia 80 tahun beliau Wafat atau PARINIBBANA di Kusinara. Semua makhluk dan para Dewa serta anggota Sanggah semua bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.

Di Indonesia, dengan jumlah pemeluk Buddha sekitar 1.700.000, hari perayaan Waisak menjadi salah satu hari libur nasional. Penetapan hari libur ini berdasarkan Keputusan Presiden No. 3/1983. Waisak menjadi satu-satunya hari besar agama Buddha yang masuk dalam daftar hari libur nasional.

 

Waisak di Nusantara

Waisak telah dirayakan di Nusantara beberapa dekade sebelum Indonesia merdeka. Beberapa dokumen penting terbitan kelompok spiritual Teosofi menunjukkan bahwa Waisak sudah diselenggarakan sejak awal abad 20 ketika Indonesia masih di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Candi Borobudur, candi Mendut, loji-loji Teosofi dan klenteng-klenteng Tionghoa menjadi pusat-pusat peringatan.

 

Perayaan-perayaan Waisak pada zaman itu lebih banyak diisi dengan ritual sembahyang bersama dan perenungan. Doa atau harapan-harapan untuk kebaikan umat manusia, seperti doa-doa supaya perang yang pada waktu itu terjadi di Asia maupun Eropa segera berakhir, menjadi salah satu agenda penting.

 

BACA JUGA Punya Pasangan WNA, Bisa Punya Properti Hak Milik?

Our Agents

 

Merekatkan Solidaritas

Perayaan Waisak di Indonesia mengandung pelbagai corak yang khas. Di antaranya adalah padatnya muatan budaya lokal di dalamnya. Beberapa foto arsip kegiatan Waisak pada tahun 1950-an hingga 1970-an menunjukkan prosesi pengambilan air suci yang diiringi tari-tarian dan gamelan. Rangkaian ritual yang berpadu dengan budaya dan tradisi lokal lain pun masih dilakukan sampai hari ini.

 

Peringatan Waisak menjadi ritual keagamaan untuk merekatkan solidaritas antarindividu. Sejalan dengan yang dikatakan sosiologis Emile Durkheim tentang event, Waisak sebagai event yang terjadi sekali setahun ini menjadi aparatus untuk menyatukan umat Buddha hampir di seluruh dunia. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka Waisak bisa meluruhkan sekat-sekat sektarian maupun denominasi. Waisak menjadikan ruang yang lentur, yang tak terbatasi oleh denominasi tertentu.

 

Dalam beberapa kasus, Waisak bahkan bukan hanya menjadi ruang solidaritas antarumat Buddha, melainkan juga antarumat beragama. Di Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, Waisak menjadi momen saat para tetangga yang non-Buddhis bertandang ke rumah-rumah umat Buddha untuk memberikan ucapan selamat. Tradisi ini sudah terjalin turun temurun.

 

Dengan bentuk perayaan yang demikian beragam, Waisak menjadi ruang yang terbuka untuk semua dan akomodatif terhadap keberagaman budaya di Indonesia. Selamat hari raya Waisak 2563/2019. Semoga semua makhluk hidup damai dan bahagia.

Refernsi sumber:

1 2 3

 

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

 

Ikuti perkembangan terbaru Info Terupdate seputar Properti hanya di reginarealty.co.id

Klik di sini

 

Article

5252Like

Related Articles