Home    Penyebab Nilai Properti Menjadi Rendah di Mata Bank

Penyebab Nilai Properti Menjadi Rendah di Mata Bank

 

 

Buat kita yang akan membeli rumah dengan menggunakan sarana KPR (kredit kepemilikan rumah) dari perbankan, tapi ternyata bank menilai rendah properti yang kita pilih sehingga kita harus menambah uang muka. Bila kita mampu menambah uang muka, ini tidak menjadi masalah, tetapi bila kita tidak mampu menyediakan uang muka tambahan, bisa jadi ini mematahkan semangat kita.

 

Karena proses pengajuan hingga persetujuan KPR cukup memakan waktu dengan seabrek dokumen. Belum lagi proses negosiasi harga di awal sebelum proses pengajuan KPR. Itu dikarenakan nilai appraisalnya rendah. Mengapa nilai properti menjadi rendah di mata bank, padahal harga jualnya di atas nilai appraisal? Berikut beberapa hal yang menyebabkannya.

 

1. Jalan Akses ke Rumah Yang Sempit

Jalan akses yang sempit atau kecil yang digunakan menuju rumah akan menurunkan nilai rumah tersebut di mata bank. Rumah di jalan yang sempit masih dianggap kurang dimiynati sehingga semisal si pembeli memalui KPR ini macet, maka bank akan kesulitan menjualnya kembali kecuali dengan harga rendah. Maka nilai appraisalnya rendah.

 

2. Rumah di Dekat Kuburan

Rumah yang berjarak dekat dengan kuburan kerap tidak akan dibiayai KPR oleh perbankan. Karena dianggap rumah dekat kuburan itu jarang peminatnya. Sehingga bila terjadi resiko gagal bayar, maka bank akan kesulitan melelangnya.

 

3. Dekat Dengan Tempat Sampah 

Rumah di dekat tempat pembuangan sampah juga akan membuat nilai rumah berkurang. Bau yang tidak sedap membuat properti yang dekat dengan tempat pembuangan akhir sampah tidak banyak peminatnya. Maka bank menganggap ada resiko bila ada kemacetan pembayaran KPR dan bila terpaksa menjual kembali dengan harga tinggi, maka propertinya tidak cepat terlikuidasi. Maka dari itu, bank menilai rendah properti yang berada di dekat tempat pembuangan sampah.

 

4. Kerap Banjir

Bila Kita mau membeli rumah dengan KPR, tanyakan tentang banjir. Apakah daerahnya kerap dilanda banjir. Bank akan menilai rendah properti yang kerap terkena banjir. Selain peminatnya lebih sedikit, rumah yang kerap terkena banjir berpotensi mengalami kerusakan. Bank tentu saja tidak ingin jaminannya rusak.

 

5. Rumah di Pinggir Sungai

Rumah di pinggir sungai juga dinilai rendah. Hal ini mirip dengan rumah yang kerap terkena banjir. Rumah di pinggir sungai berpotensi terkena banjir. Belum lagi perilaku buang sampah sembarangan, membuat rumah di pinggir sungai menjadi tidak nyaman sehingga peminatnya berkurang.

 

6. Rumah Di Pinggir Pantai

Rumah di pinggir pantai memang keren dan cakep. Harga jualnya kerap kali tinggi sekali karena yang ditawarkan adalah view keindahan laut. Tapi rumah di pinggir pantai memiliki resiko tergerus oleh ombak lautan. Ditambah lagi resiko tsunami di daerah-daerah tertentu. Hal ini bisa membuat nilai properti di pinggir pantai menjadi rendah dibandingkan harga jualnya.

 

7. Masuk dalam Rencana Pembangunan

Pembangunan kota biasanya sudah direncanakan 5 tahun ke depan, bahkan 25 tahun ke depan. Pemerintah menetapkan zonasi-zonasi tertentu untuk pemukiman, komersil, pertanian dll. Sehingga rumah-rumah yang masuk dalam zonasi bukan pemukiman, kemungkinan besar memiliki nilai appraisal yang rendah.

 

Agar tidak salah dalam memilih properti, lebih baik serahkan kepada Regina Realty.

We do your homework!

5467Like