Home    NJOP Jakarta Naik! Apa Akibatnya?

NJOP Jakarta Naik! Apa Akibatnya?

 

 

NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) Jakarta naik, tak ayal lagi, berita ini cukup membuat ramai di media massa dan media sosial, meski tak seramai berita Piala Dunia. Kenaikan NJOP yang rata-ratanya 19,54% ini menurut Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Edy Junaedi di suatu media berita online, akan mampu mendorong industri properti menjadi lebih baik lagi.

 

Kenaikan NJOP di Jakarta bukan pertama kalinya. Tahun 2014, Jokowi yang kala itu menjadi Gubernur Jakarta, menaikkan NJOP Jakarta 120%-240% karena NJOP Jakarta kala itu tidak naik dalam kurun waktu 4 tahun. Meski demikian, Gubernur Ahok menggratiskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk NJOP sampai dengan 2 milyar yang sebelumnya hanya 1 milyar pada tahun 2017.

Apa saja yang akan terjadi bila NJOP Jakarta naik? Apakah benar akan mendorong industri properti?

 

Bayar PBB menjadi lebih mahal

Kenaikan NJOP tertulis dapat PBB yang dengan demikian akan membuat warga DKI Jakarta membayar PBB tahunannya lebih mahal dari tahun sebelumnya. Terutama untuk yang memiliki NJOP di atas 2 milyar. Mengingat, NJOP di bawah 2 Milyar dibebaskan dari PBB pada jaman Gubernur Ahok. Membayar lebih mahal tentu bagi sebagian warga menjadi hal yang tidak mengenakkan di tengah tingginya pemenuhan kebutuhan hidup lainnya.

 

Harga tanah juga ikut naik

Karena kewajiban warga membayar PBB meningkat, maka wajar saja bila warga yang ingin menjual propertinya juga meningkatkan harga jualnya. Sudah semacam otomatisasi ketika PBB naik, harga tanah juga ikutan naik. Hal ini akan berdampak kepada pengembang yang akan membangun proyek properti. Bahan bakunya naik, maka otomatis akan membuat barang dagangannya juga akan naik harganya. Bagi broker properti yang memasarkan, harus lebih jeli dan cerdas bermain strategi penjualan agar properti listingnya tetap diminati.

 

Penerimaan DKI Jakarta meningkat

Pihak yang paling diuntungkan adalah Pemerintah DKI Jakarta. Meningkatnya setoran dari PBB tentu saja meningkatkan pendapatan DKI Jakarta. Hal ini dapat digunakan untuk membiayai pembangunan Jakarta dan meningkatkan pelayanan pemerintahan DKI Jakarta.

 

Untuk bisa mendorong tumbuhnya industri properti di Jakarta, maka tidak semata dengan menaikkan NJOP saja. Perlu memperbaiki, memperindah, menata lebih baik wilayah yang terdampak kenaikan PBB. Perlu juga membuat kebijakan lain yang bisa menumbuhkan industri properti seperti kemudahan uang muka, jangka waktu pembiayaan kredit, insentif pajak dll.

 

So coba timbang-timbang sendiri, apakah kenaikan NJOP Jakarta akan mendorong industri properti? Tapi apapun itu, Regina Realty siap membantu Kita memiliki properti. Visit ReginaRealty.co.id.

6174Like

Related Articles