Murah! Di Luar Negeri Ada Rumah Seharga 5 Buah Apel dan Segelas Kopi
Rumah setara lima apel atau rumah seharga secangkir kopi? Dua skenario yang lebih mirip diskon akhir tahun daripada harga properti. Sementara pasar global sibuk memikirkan inflasi, kondisi ini justru membuka lembaran baru dalam peta investasi properti. Fenomena ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan dari dinamika ekonomi. Ini terjadi di dua negara, tapi bukan di Indonesia.
Article
Tiongkok: Harga Rumah Setara Lima Buah Apel
Di Tiongkok tepatnya di kota Fuxin, kini menjadi incaran anak muda karena harga rumahnya yang sangat murah. Menurut Anjuke, harga flat bekas di Fuxin sekitar US$ 590/m² (Rp 9,7 juta), jauh lebih rendah dibandingkan Shanghai (Rp 115 juta/m²) atau Xiamen (Rp 82 juta/m²).
Dikutip dari Channel News Asia (CNA) harga hunian tersebut setara dengan biaya membeli 5 buah apel atau 10 kol.
Mengapa Banyak yang Pindah ke Fuxin?
Selain murah, biaya hidup di Fuxin lebih rendah dibanding kota besar. Jarak ke Beijing hanya 2,5 jam naik kereta, membuatnya tetap strategis.
Seorang pembeli, Xiao Du (29), membeli flat 28 m² hanya dengan US$ 3.500 (Rp 57 juta) melalui platform barang bekas Xianyu. Namun, ia mengingatkan bahwa harga rendah berarti ada kekurangan, seperti kondisi bangunan yang perlu renovasi dan risiko kebocoran di unit lantai atas.
Fuxin kini jadi alternatif tempat tinggal murah selain Hegang dan Hebi. Banyak anak muda pindah ke sini karena alasan ekonomi, pekerjaan, hingga faktor sosial.Menurut Profesor Lan Deng dari Universitas Michigan, Fuxin dulunya kota yang ditinggalkan dengan populasi menyusut. Tetapi, sejak 2023, terjadi peningkatan penduduk 86.000 orang, pertama kalinya dalam satu dekade.
Pemerintah setempat berupaya meningkatkan ekonomi, dengan PDB Liaoning tumbuh 5,1% pada 2023. Meski banyak warga asli senang dengan peningkatan populasi, ada juga yang khawatir harga properti akan naik akibat tingginya permintaan dari pendatang baru.
Recently Listed Properties
Rumah Seharga Secangkir Kopi di Italia
Italia kembali menawarkan rumah seharga 1 euro, kali ini di Penne. Syaratnya, pembeli harus berkomitmen merenovasi rumah dalam tiga tahun tanpa perlu membayar uang muka. Meski begitu, tetap ada deposit 2.000-5.000 euro (Rp 35-89 juta) yang dikembalikan setelah renovasi selesai.
Dikutip CNN. Harga rumah di Penne setara dengan harga kopi di Indonesia atau bahkan lebih murah karena 1 euro setara dengan Rp 17.851. Konsumen pun juga tidak akan dibebankan dengan DP atau uang muka.
Mengapa Bisa Semurah Ini?
Wali Kota Penne, Gilberto Petrucci, menjelaskan bahwa kota ini kehilangan banyak penduduk. Rumah-rumah tua bersejarah yang dahulu milik petani lokal kini kosong sejak Perang Dunia II dan gelombang migrasi pada 1970-an. Program ini bertujuan menarik penduduk baru untuk menghidupkan kembali kota.
Rumah yang ditawarkan adalah bangunan tua berukuran 69-120 m² dengan tiga lantai. Renovasi dasar diperkirakan memakan biaya 20.000 euro (Rp 357 juta). Pemerintah menyediakan tim arsitek dan ahli untuk membantu proses renovasi. Jika peminat banyak, pemilik rencana renovasi terbaik yang akan dipilih. Bagi yang ingin rumah siap huni, tersedia properti seharga 40.000 euro (Rp 713 juta) yang hanya memerlukan renovasi ringan.
Harga rumah yang tak lagi masuk akal ini mungkin terdengar seperti anomali. Saat sebagian pasar masih bergulat dengan kenaikan harga, ada tempat lain yang menawarkan hunian dengan biaya nyaris tak terasa. Bagaimana jika hal seperti ini terjadi di Indonesia?
Our Agents
Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<
Sumber: Detik.com dan sumber lainnya.
41363Like