Milenials Bisa Punya Rumah Dengan Uang Muka Rendah
Hunian dengan harga yang murah serta berada di lokasi yang strategis menjadi primadona para calon pembeli. Mayoritas para calon pembeli menginginkan harga hunian di bawah Rp500 juta. Serta lebih dari dua per tiga dari jumlah masyarakat Indonesia menginginkan harga di bawah Rp700 juta dengan hunian yang berukuran 36 hingga 70 meter persegi. Tipe hunian yang banyak diminati, yaitu hunian cluster yang dinilai terjamin tingkat keamanannya.
Masyarakat cenderung mempertimbangkan akses serta lokasi dalam menentukan hunian. “Minimal sekitar 1 km, radius dari hunian ke transportasi umum terdekat,” ujar Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan di Jakarta, Kamis (06/12/2018).
Asal tahu saja, pemerintah juga tengah membangun hunian Transit Oriented Development (TOD) yang dapat menghadirkan solusi untuk masyarakat, seperti kemacetan. Pembangunan LRT City mengusung pendekatan TOD dengan pendekatan pengembangan kota yang bersifat kompak, mengadopsi tata campuran (mixeduse), memaksimalkan penggunaan angkutan massal seperti LRT, bus rapid transit (BRT), dan kereta rel listrik (KRL), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/pesepeda.
Pemilihan lokasi yang strategis ini akan diincar para pemburu hunian, terutama kalangan usia produktif atau profesional dan eksekutif muda. Lokasi strategis yang dimaksud adalah dekat atau sekitar tempat kerja dan aktivitas harian. Para milenials pun memiliki keinginan untuk memiliki hunian sendiri. “Saat ditanya, separuh milenials yang saat ini masih banyak yang tinggal dengan orang tuanya, mengaku ingin punya hunian sendiri,” lanjut Ike.
“Dengan pendapatan penghasilan dari pekerjaan yang sudah berkembang saat ini, sepertinya para milenials mampu untuk memiliki hunian sendiri,” tambah Ike. Dia juga mengatakan, tantangan para milenials saat ini yaitu harus menentukan pilihan antara menghabiskan uang gaya hidupnya saat ini atau menyisihkan penghasilan untuk mencicil KPR.
Meski kepuasan terhadap upaya Pemerintah dalam menjaga harga properti hunian agar tetap terjangkau sedikit menurun, namun mayoritas merasa optimistis dengan iklim properti Indonesia saat ini. Meski demikian, berbelitnya proses pengurusan KPR bisa menjadi penahan laju pasar properti nasional. Kebijakan Pemerintah yang melonggarkan Loan To Value (LTV) atau uang muka membuka kesempatan bagi para pencari properti untuk membeli hunian dengan uang muka yang serendah-rendahnya.
Selain itu juga di 2019 mendatang tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik. Pasar properti akan terus merangkak naik dan menuju pemulihan. Hal ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi.
Referensi: 1
9920Like