Menjadi Broker Properti Sukses
Jika kamu memilih profesi sebagai broker properti, maka kamu perlu tau dan praktekan beberapa tips dibawah ini:
1. FULL TIME JOB, FLEXIBLE TIME
Be professional, dengan bergabung dengan perusahaan broker properti kita menetapkan tujuan yaitu mengambil keputusan. Ke-PUTUS-an, jadi benar-benar putus. Ini adalah bagian yang kelihatannya sepele, tapi membutuhkan ketegasan. Tujuan kita untuk mendapatkan penghasilan yang fantastis dari real estate, membutuhkan sebuah keputusan untuk berkomitmen menjadi yang terbaik. Ora Et Labora. Dengan berdoa, iman kita bertambah.
Seperti yang diajarkan dalam The Secret, Law of Attraction, hukum tarik menarik adalah iman. Apa yang kita yakini, kita imani, akan terjadi. Sebab itu ber-imanlah. Untuk menjadi broker property yang SUKSES kita tidak bisa bekerja freelance. Bisnis atau usaha ini sangat membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kita harus mengerti bahwa untuk menjual rumah/tanah/gedung (property) rata-rata memerlukan waktu 2 hingga 3 bulan sejak mulai dipasarkan.
2. LISTING SEBANYAK-BANYAKNYA ADALAH WAJIB
Listing sebanyak – banyaknya, menguasai daerah tertentu. Marketing adalah Numbers Game. Dari 20 listing, 1 terjual. Jadi jika kita ingin menjual 2, berarti kita harus punya 40 listing. Rasio tergantung dari kemampuan kita menemukan listing yang berkualitas. Semakin banyak Listing berkualitas, semakin besar kemungkinan kita closing. Coba tanyakan kepada broker property yang sudah sukses pada umumnya berapa rasio mereka. Lalu coba periksa, berapa jumlah listingan kita. Jika rasio rata-rata adalah 1:40 (1 closing diantar 40 listing), dan kita hanya punya 5 listing, berarti kita sedang menunggu keajaiban.
Membuat listing properti yang berisi daftar properti yang akan dijual, dibeli, atau disewakan. Daftar listing bisa bersumber dari koran, internet, papan informasi pada properti yang tertulis dijual atau disewakan, informasi langsung dari pemilik properti, dari agen atau broker lain, dsb. Selanjutnya hubungi nomor kontak yang ada dan tawarkan untuk membantu menjualkannya. Jika setuju, temui pemilik properti dan gali informasi selengkap-lengkapnya mengenai seluk beluk properti tersebut kemudian jadikan database.
Listing yang sudah ada harus selalu di update berkala agar kita tahu apakah property itu sudah terjual/tersewa. Bila tersewa segera catat kapan masa sewanya berakhir agar kita bisa mengiklankannya kembali.
3. MENTAL BAJA, POWERFUL COMMUNICATION SKILL, KNOWLEDGE
Kita harus tangguh dan tidak gampang menyerah dalam mendapatkan properti yang akan dipasarkan, melayani penjual, melayani pembeli, melayani tenant (penyewa properti), teknik negosiasi, bisa bekerjasama dengan agen atau broker properti lain, paham transaksi jual beli, mengerti perpajakan dalam jual beli, legalitas dokumen kepemilikan (surat atau sertipikat tanah), menghadapi notaries PPAT, punya akses perbankan, dll. Belajar menganalisa seperti; ada 3 cara untuk menghitung sebuah rumah, dari sisi Replacement Value, Sales Comparison Approach dan Income Capitalization Approach. Ikuti pelatihan “Fundamental to Property Investment” jg sangat berguna.
4. NETWORKING
Perluas networking kita karena ini sangat penting untuk membuat kita closing lebih cepat. Banyak membaca (wawasan yang luas dapat menambah rasa percaya diri kita dalam berkomunikasi dengan client), ikuti seminar pengembangan diri, ikuti seminar tentang property, bergabung dengan berbagai komunitas, berkenalan atau menjalin hubungan atau relasi dengan beberapa notaris, broker property dari luar kantor kita, orang pajak, developer dan investor. Perlu di ingat co-brooking juga salah satu networking penting untuk mempercepat closing.
5. IKLANKAN LISTING DAN IKLANKAN DIRI SENDIRI
Anda harus kreatif dan berani mengeluarkan dana pemasaran (iklan) untuk mendapatkan konsumen. Dana tersebut untuk membuat spanduk / flyer “dijual” ataupun “disewakan” dengan ukuran besar, warna menyolok dan menarik perhatian. Selanjutnya pasang spanduk / flyer pada properti dan di sekitar lokasi properti yang akan dipasarkan sehingga mudah dilihat orang yang lalu lalang.
Manfaatkan iklan gratisan atau pun iklan berbayar. Iklan gratisan pada koran atau majalah tertentu atau iklan gratis pada situs jejaring sosial (Facebook, twitter, Google+, Instagram, Youtube, kaskus, forum jual beli, dll). Iklan berbayar misalnya di koran, majalah, google adwords, dsb. Carilah koran atau majalah mana yang paling sesuai dengan target pasar property yang kita pasarkan dan banyak pembacanya. Untuk Iklan berbayar di internet sebaiknya gunakan Google adwords karena jangkauannya yang sangat luas. Meskipun ada biaya namun hasil yang didapatkan juga bisa maksimal dan tidak mengecewakan.
Buatlah akun di jejaring sosial, dengan nama asli dan tunjukkan foto diri kita. Aktiflah memberikan komentar, saran di grup yang berkaitan properti. Bisa juga menjadi member toko online khusus menjual properti. Semakin banyak toko online yang kita ikuti, semakin besar kemungkinan properti terjual. Carilah toko online yang aktif dan memiliki pengunjung relatif banyak setiap harinya.
Jika kita memiliki ketrampilan internet (blogger) dan blog kita memiliki rangking yang baik di search engine (mesin pencari seperti Google, bing, yahoo, dll) kita bisa menjadi agen atau broker property online dan bisa memasarkan atau mengiklankan property di blog sendiri. Peluang kita dalam meraup keuntungan akan lebih terbuka lebar karena banyak orang yang mengunjungi dan mencari informasi jual-beli atau sewa properti di blog (website) kita. Be profesional, buatlah brosur sendiri mengenai bisnis kita, lalu sebarkan brosur melalui jasa kurir seperti loper koran, dll.
6. NEGOTIATION SKILLS
Saat melakukan penawaran dan negosiasi dengan pemilik properti, kita wajib menjelaskan biaya-biaya yang akan timbul, seperti: biaya notaries, komisi, dll. Hal ini wajib agar tidak timbul kesalah pahaman. Kita bisa mengusulkan agar biaya tersebut dimasukkan dalam harga jual atau harga sewa properti.
Ketahui karakter, selera, dan kebutuhan calon pembeli, tempatkan diri kita sebagai seorang konsultan, misalnya jika calon pembeli atau penyewa memiliki anak usia sekolah, dan pasangannya gemar shopping (berbelanja), kita bisa menawarkan properti yang dekat dengan sekolah anaknya dan sekitar pusat perbelanjaan. Contoh lain, jika konsumen berencana membuka usaha, maka kita tawarkan properti di lokasi sekitar pusat bisnis atau pusat keramaian seperti pasar, stasiun, terminal, kampus, perkantoran, dsb.
7. LEGALIZATION DOCUMENTS
Jika sudah dicapai kesepakatan dengan konsumen, pastikan bahwa pemilik properti (penjual) memiliki surat atau legalitas kepemilikan properti yang lengkap (sertifikat, IMB, PBB, dll) dan pastikan properti bebas sengketa serta tidak menunggak PBB sebelum dilakukan transaksi jual beli. Jadi ketika proses jual beli dilakukan tidak mengalami hambatan apalagi sampai gagal atau batal transaksi yang tentunya membuat pekerjaan kita menjadi sia-sia.
8. THE POWER OF GIVING
Suka memberi. The more you give, the more you get. Itulah hukum Allah. Siapa menabur, menuai pula. Kita bersedia “walk for extra mile”. Pembeli/penyewa rumah itu mungkin pindahan dari luar kota yang membutuhkan informasi mengenai Penyalur Babysitter, supermarket terdekat, maka tanpa diminta kita berikan informasinya. Bila kita closing jangan lupa pada orang tua dan beramal untuk orang miskin, jangan lupa zakat.
236Like