Menelaah Efek Moneter Triwulan II 2022 Pada Industri Properti
Pada tanggal 22 Juli 2022, Bank Indonesia menerbitkan Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II 2022. Dalam laporan tersebut menyampaikan beberapa hal terkait kondisi perekonomian di Indonesia maupun secara global seperti suku bunga bank, suku bunga kredit, inflasi, mata uang rupiah dan lain-lain.
Beberapa laporan di antaranya sangat erat kaitannya dengan industri properti, antara lain sebagai berikut :
Our Agents
Jujur saya kecewa dengan agen sebelumnya karena beberapa kali saat ada calon pembeli mau lihat rumah saya, malah sering telat datang, akhirnya batal beli. Setelah bertemu Bu Karmel, jadwal bertemu dengan pembeli lebih mudah diatur dan akhirnya rumah saya bisa terjual.
Mamaku lgi cari rumah di lebak bulus, temen ku blg ada kenalan agen properti yg bisa bantu cari rumah, akhirnya aku di ksh no telp bu Euis.
ngga lama aku hubungin trs ceritain deh aku lagi cari rumah, kebetulan bu Euis punya listingnya.
Mama ku suka, dan harganya jg cocok. Bu Euis jg bantu ngurusin aku dr awal smp selesai.
BI Rate Tetap
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini untuk menjaga inflasi agar tetap terkendali di tengah potensi perlambatan ekonomi global yang bisa memberikan resiko kepada ekonomi dalam negeri.
Bank Indonesia terus mewaspadai resiko inflasi dan merespon kondisi perekonomian dengan kebijakan yang diperlukan melalui stabilisasi nilai tukar Rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga.
Suku Bunga Mengalami Penurunan
Suku bunga perbankan terus menunjukkan penurunan sejalan dengan tren perbaikan persepsi resiko. Khususnya di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 58 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%, di tengah membaiknya persepsi resiko perbankan. Penurunan suku bunga kredit, dapat ditingkatkan guna makin mendorong pemulihan ekonomi nasional. Kita sebagai masyarakat industri properti, berharap agar penurunan suku bunga kredit ini mampu mendorong peningkatan penjualan propertii di kemudian hari.
Recently Listed Properties
Perbaikan Ekonomi Domestik
Dikutip dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II 2022, perbaikan ekonomi domestik diperkirakan terus berlanjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai. Perekonomian domestik pada triwulan II 2022 diperkirakan terus melanjutkan perbaikan, ditopang oleh peningkatan konsumsi dan investasi nonbangunan serta kinerja ekspor yang lebih tinggi dari proyeksi awal.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, khususnya pada komoditas batu bara, bijih logam, dan besi baja didukung oleh permintaan ekspor yang tetap kuat dan harga komoditas global yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perbaikan berbagai lapangan usaha, seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, serta Transportasi dan Pergudangan. Sementara itu, secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).
Ke depan, perbaikan perekonomian domestik didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun demikian, perlambatan ekonomi global dapat berpengaruh pada kinerja ekspor, sementara kenaikan inflasi dapat menahan konsumsi swasta. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%.
Pertumbuhan ekonomi berarti adanya pertumbuhan tingkat pendapatan masyarakat. Diharapkan pertumbuhan ini mendorong faktor konsumsi termasuk didalamnya adalah konsumsi untuk memenuhi kebutuhan atas tempat tinggal.
Resiko Yang Dihadapi
Investasi portofolio pada triwulan II 2022 mencatat net inflow sebesar 0,2 miliar dolar AS. Namun demikian, memasuki triwulan III 2022 (hingga 19 Juli 2022), investasi portofolio mencatat net outflow sebesar 2,0 miliar dolar AS sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. Investasi yang secara agregat mengalami net outflow ini bisa menjadi faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi sehingga menekan pertumbuhan industri properti.
Selain itu ada faktor inflasi yang terus meningkat seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia dan gangguan pasokan. Secara garis besar akan meningkatkan harga bangunan sebagai salah satu komponen biaya dalam industri properti yang akan meningkatkan harga rumah. Harga rumah yang naik, dapat menekan daya beli masyarakat.
Sumber : https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/Laporan-Kebijakan-Moneter-Triwulan-II-2022.aspx
Article
Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<
Ikuti perkembangan terbaru Info Terupdate seputar Properti hanya di reginarealty.co.id
Klik di sini
32350Like
