Home    Limbah Dapat Menjadi Alternatif Bahan Baku Konstruksi

Limbah Dapat Menjadi Alternatif Bahan Baku Konstruksi

Penggunaan limbah sebagai material konstruksi menawarkan potensi yang besar. Steve W.M. Supit ST, M.Eng, Ph.D., dosen Politeknik Manado, menjelaskan bahwa baik limbah organik maupun anorganik bisa diolah menjadi bahan konstruksi yang berguna. Ia menekankan pentingnya memisahkan limbah berbahaya dari proses pengolahan. 

Pengolahan limbah menjadi bahan konstruksi juga membantu mengurangi volume limbah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan demikian, pengolahan limbah tidak hanya mengatasi masalah limbah, tetapi juga membuka peluang baru dalam industri konstruksi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

Article

PLN Ubah Fly Ash dan Bottom Ash Menjadi Bahan Baku Bangunan

PT PLN (Persero) mengubah 13.943 ton fly ash dan bottom ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batu bara dari PLTU Holtekamp di Jayapura, Papua, menjadi bahan baku bangunan. Upaya ini dilakukan dari tahun 2023 hingga Mei 2024. FABA dari PLTU Holtekamp telah dimanfaatkan untuk membangun berbagai fasilitas umum di Jayapura.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa FABA dapat menjadi katalis yang menggerakkan ekonomi masyarakat di sekitar PLTU. Darmawan menyampaikan bahwa kehadiran pembangkit PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat, dikutip dari IDXChannel, Selasa (2/7/2024).

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono, menambahkan bahwa masyarakat di Jayapura mulai menyadari manfaat FABA dan menggunakannya sebagai bahan campuran untuk bangunan. Budiono mencatat bahwa sebanyak 3.500 ton FABA dari PLTU Holtekamp bisa digunakan untuk kebutuhan lingkungan internal.

Hal ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang ekonomi baru di masyarakat. PLN terus mendorong pemanfaatan FABA untuk diolah menjadi paving block, batako, hingga bahan untuk stabilisasi lahan (road base). 

Recently Listed Properties

Plastik Kemasan Menjadi Konblok

Kemasan sachet plastik banyak disukai konsumen karena praktis dan murah, namun sulit didaur ulang karena terdiri dari lapisan plastik yang beragam. Sampah plastik kemasan yang ditolak di bank sampah menjadi bahan baku berharga di tangan Ovy Sabrina dan Novita Tan, pendiri Rebricks Indonesia.

Rebricks mengolah sampah plastik seperti kemasan kopi instan menjadi bahan bangunan. Plastik dicacah dan dicampur dalam formula yang kemudian dibentuk menjadi konblok. Riset mereka menghasilkan paving block pertama pada November 2019. Setelah diuji di Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, produk mereka memenuhi mutu B, mampu menahan beban 250kg per cm², sesuai standar konblok untuk parkiran, trotoar, dan taman. Setiap paving block berisi 20% sampah plastik yang dicacah, mencapai 880 lembar per meter persegi. Bagian atas konblok dibuat tanpa plastik untuk menghindari kontaminasi mikro plastik.

Pada awal, Rebricks kesulitan mendapatkan sampah kemasan sachet karena pengepul dan bank sampah tidak tertarik. Namun, banyak orang secara sukarela mengirim sampah ke drop point di Tangerang, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan. Drop point baru juga dibuka di Bandung dan BSD. Saat ini, Rebricks melayani konsumen di Jabodetabek dan masih mempertimbangkan pengiriman ke kota lain.

Our Agents

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

 

Referensi: 

  • https://www.rri.co.id/daerah/796075/limbah-organik-dan-anorganik-miliki-potensi-di-daur-ulang
  • https://www.idxchannel.com/economics/pln-ubah-13943-ton-abu-batu-bata-pltu-jadi-bahan-baku-bangunan
  • https://www.antaranews.com/berita/2112982/dua-pengusaha-wanita-ubah-sampah-plastik-jadi-bahan-bangunan

 

36939Like

Related Articles