Home    Inflasi di Amerika dan Imbasnya Pada Properti Indonesia

Inflasi di Amerika dan Imbasnya Pada Properti Indonesia

Dikutip dari Bloomberg.com, inflasi AS naik lagi ke level tertinggi baru empat dekade bulan lalu. Dengan kejadian ini, kemungkinan besar Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga yang memiliki resiko menekan ekspansi ekonomi.

Indeks harga konsumen naik 9,1% dari tahun sebelumnya dalam kenaikan berbasis luas, kenaikan terbesar sejak akhir 1981. Data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan secara luas meningkat 1,3% dari bulan sebelumnya, terbesar sejak 2005, mencerminkan biaya bensin, tempat tinggal dan makanan yang lebih tinggi.

Dalam survey Bloomberg memperkirakan indeks harga konsumen Amerika naik 8,8 % pada bulan Juni. Sedangkan pada bulan Mei, indeks harga konsumen diperkirakan naik 1,1%. Menurut Kepala investasi Cornerstone Financial Cliff Hodge mengatakan rilis data indeks harga konsumen Juni memiliki sentimen buruk karena semakin membatasi pilihan kebijakan The Fed dan The Fed tidak memiliki pilihan selain harus agresif meski berpotensi resesi di tahun depan.

The Fed telah memberikan isyarat akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada bulan pertemuan kebijakan bulan Juli di tengah inflasi yang tinggi serta pertumbuhan pekerjaan dan upah yang masih kuat. Bahkan sebelum data dirilis, pelaku pasar telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan 0,75 poin persentase untuk bulan Juli.

Our Agents

BI Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga Acuan

Sedangkan dikutip dari Kompas.com, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga acuan jika terjadi kenaikan inflasi.Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan, penyesuaian suku bunga akan dilakukan untuk mengantisipasi tekanan inflasi dan dampaknya.

Inflasi di Indonesia memang tidak sedramatis Amerika. Berdasarkan data BI, inflasi inti pada Juni 2022 tercatat 0,19 persen atau turun 0,23 persen secara bulanan dibandingkan dengan inflasi Mei 2022. Namun secara tahunan, inflasi inti Juni 2022 mencapai 2,63 persen, meningkat dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,58 persen.

Sementara itu, suku bunga acuan BI saat ini berada di level 3,5 persen sejak Februari 2021. Padahal bank sentral AS sudah menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) sebanyak 150 basis poin sejak awal tahun 2022.

Recently Listed Properties

Imbas Kepada Industri Properti

Imbas harga-harga melambung di Amerika akan membuat The Fed menaikkan suku bungan acuan. Hal ini juga akan diikuti oleh negara-negara lain agar mata uangnya tidak merosot menahan laju Dollar Amerika keluar dari negaranya.

Jika suku bunga acuan BI terealisasi meningkat, tentu saja bakal ada penyesuaian kepada suku bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Hal ini juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam dalam webinar bertajuk Securitization Summit 2022: Unlocking Securitization Role in Developing Sustainable Finance, di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Sri Mulyani mengkhawatirkan masyarakat akan kesulitan membeli rumah jika suku bunga KPR meningkat.

Inilah sebenarnya saat yang tepat untuk memutuskan membeli rumah dengan segera daripada menunda dan terkena imbas kenaikan suku bunga. Sebagai konsumen atau investor, pilihan menggunakan bank syariah yang memiliki margin tetap di saat kondisi seperti sekarang ini, bisa menjadi pilihan karena jika kelak terjadi penyesuaian suku bunga, margin KPR bank syariah tidak akan berubah karena telah disepakati lebih awal.

Sumber :

  1. https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-07-13/us-inflation-accelerates-to-9-1-once-again-exceeding-forecasts

  2. https://money.kompas.com/read/2022/07/13/101500526/bi-berikan-sinyal-akan-naikkan-suku-bunga-acuan

  3. https://www.suara.com/bisnis/2022/07/06/161333/suku-bunga-naik-sri-mulyani-sebut-cicil-kpr-makin-berat

Article

 

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

Ikuti perkembangan terbaru Info Terupdate seputar Properti hanya di reginarealty.co.id

Klik di sini

32321Like