Hari Perdamaian Internasional
Tepat hari ini adalah Hari Perdamaian Internasional, hari yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 September yang didedikasikan untuk perdamaian dunia terutama untuk mengakhiri perang dan kekerasan, misalnya yang mungkin disebabkan oleh suatu gencatan senjata sementara di zona pertempuran untuk akses bantuan kemanusiaan.
Hari Perdamaian Internasional pertama kali diperingati tahun 1982, dan dipertahankan oleh banyak negara, kelompok politik, militer, dan masyarakat. Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya, hari peringatan ini didedikasikan oleh Sekretaris Jenderal PBB untuk pendidikan perdamaian, sebagai sarana pencegahan yang penting untuk mengurangi peperangan yang berkelanjutan.
Lembaga tersebut terus berupaya untuk merancang dan menjaga perdamaian dunia setelah selesainya Perang Dunia II. Peringatan ini sendiri didedikasikan untuk memperkuat perdamaian dunia, khususnya demi selesainya perang dan kekerasan.
Setiap tanggal 21 September, di Markas Besar PBB tepatnya di New York, Lonceng Perdamaian PBB dibunyikan sebagai tanda pembuka. Lonceng itu sendiri terbuat dari berbagai koin hasil sumbangan anak-anak seluruh benua kecuali Afrika yang jadi pengingat korban manusia sebagai dampak perang.
Tahun ini Hari Perdamaian Internasional mengusung tema “Together for Peace: Respect, Safety and Dignity for All”. Pada tahun ini pula, Hari Perdamaian Internasional akan berfokus untuk melibatkan dan menggerakkan masyarakat internasional untuk menunjukkan dukungan bagi para pengungsi dan imigran. Indonesia, sebagai bangsa yang pernah mengalami kerasnya peperangan, penjajahan, ke-tidak adil-an dan ke-tidak damai-an, melahirkan cita-cita luhur yang muncul sebelum deklarasi hari perdamaian dunia didengungkan.
Sejatinya, perdamaian di atas dunia dapat terwujud karena usaha-usaha individu atau seseorang untuk ‘menjinakkan’ diri sendiri (hawa nafsu). Di era kegandrungan masyarakat di dunia maya dengan segala kecanggihan dan kemudahan memperoleh informasi, tentu memiliki dua sisi yang menjadi keniscayaan, sisi positif dan negatif.
Dengan demikian, setiap individu harus aktif mengolah diri, memperbanyak konsumsi berita-berita positif, dan menahan diri untuk membagikan segala hal yang mengandung kemadaratan atau hal negatif. Mengolah diri dan bijak dalam melakukan segala aktifitas di dunia nyata dan maya adalah edukasi perdamaian dini yang harus disemai oleh setiap individu.
7247Like