Home    Gereja Naraç, Landmark Arsitektur Baru di Albania

Gereja Naraç, Landmark Arsitektur Baru di Albania

Masih dalam suasana Jumat Agung dan Hari Paskah yang baru saja berlalu, alangkah indahnya kita mengagumi desain arsitektur yang lahir dari semangat pengorbanan dan kebangkitan. Di Desa Naraç, Albania Utara, sebuah gereja modern berdiri bukan sekadar sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai perwujudan harapan.

Sebuah gereja Katolik modern telah dibangun di Desa Naraç, Kotamadya Vau i Dejes, Albania Utara, menjadi yang pertama dari jenisnya di Republik Albania. Proyek ini dirancang dan direalisasikan sepenuhnya oleh seorang arsitek Albania lokal, menggunakan tenaga kerja serta material dari daerah setempat. 

Lokasi gereja yang dekat dengan sungai mempengaruhi pilihan bahan utama bangunan, yaitu beton, karena kesesuaian dan efisiensinya terhadap lanskap setempat.

Dulunya, sungai tersebut mengalir langsung melalui desa sebelum dialihkan selama era komunis untuk pengeringan lahan pertanian. Desa pun dipindahkan, menyisakan sejarah visual berupa kerikil sungai di sepanjang jalan. 

Arsitek yang berasal dari desa ini berlatar belakang Kristen dan memperoleh pendidikan dari Akademi Arsitektur Mendrisio di Swiss, dibimbing oleh arsitek ternama Mario Botta dan sempat belajar langsung dari Peter Zumthor, pemenang Pritzker Prize 2009. Ia juga berpengalaman dalam berbagai proyek dan kompetisi internasional di Swiss.

Keinginan arsitek untuk menghadirkan sesuatu yang indah dan penuh harapan bagi tanah kelahirannya mendorong lahirnya desain gereja ini. Bangunan tersebut hadir sebagai jawaban atas ketiadaan gereja di desa ini selama masa transisi, berbeda dengan desa-desa sekitar yang telah lama memiliki tempat ibadah. 

Recently Listed Properties

Menariknya, arsitek tidak memilih bentuk klasik atau garis lurus, melainkan bentuk melengkung yang bersifat inklusif, tanpa sudut tajam, sebagai simbol keterbukaan dan penerimaan.

Pengalaman spiritual dalam gereja ini terasa kuat. Begitu memasuki ruang ibadah, suasana yang tercipta membawa perasaan damai dan sakral. Beberapa dinding memungkinkan cahaya untuk menembus hanya dalam satu arah, menciptakan nuansa sakral dan menyoroti desain interior yang sederhana namun bermakna. Kemiringan lantai membuat jamaah secara tak sadar menurun 30 cm saat mendekati altar, menambah kesan kerendahan hati dan kekhusyukan dalam beribadah.

Semua cahaya alami dengan cermat diarahkan ke altar, atap kayu yang hangat, menyerupai kemurnian dari daun lemon, menjadi elemen penting dalam desain arsitekturalnya. Bangunan ini kini telah menjadi pusat kehidupan spiritual dan sosial desa. Dari rumah masing-masing, warga desa kini memiliki pemandangan baru yang menggugah. 

Bahkan, gereja ini dapat terlihat dari desa-desa sekitarnya di wilayah Keuskupan Sapa. Lebih dari sekadar tempat ibadah, gereja ini menjadi simbol harapan dan kebangkitan spiritual di tengah masyarakat.

Our Agents

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

Disadur dari archdaily.com

 

42914Like