Home    Energi Hijau Bakal Mencapai 62 GigaWatt Hingga 2040

Energi Hijau Bakal Mencapai 62 GigaWatt Hingga 2040

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera mengumumkan komitmen energi hijau melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan target penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 62 gigawatt (GW) pada 2040. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, yang berlangsung 5-6 September. 

Menurut Luhut, RUPTL ini akan menggandakan kapasitas listrik saat ini, menjadikan transisi energi sebagai langkah penting untuk pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan.

Article

Luhut menyatakan, dengan RUPTL yang baru, kapasitas energi baru terbarukan (EBT) Indonesia akan mencapai 62 GW, jauh lebih tinggi dibanding RUPTL sebelumnya yang menargetkan 41 GW selama periode 2020-2030. Langkah ini tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memastikan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat. 

Meski demikian, Luhut mengingatkan bahwa setiap negara memiliki kapasitas dan tantangan berbeda dalam mencapai dekarbonisasi, sehingga kolaborasi internasional menjadi sangat penting untuk keberhasilan agenda keberlanjutan.

Indonesia, sebagai negara berkembang, memiliki peran penting dalam aksi iklim global. Forum ISF digelar sebagai wadah dialog bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk berbagi pengalaman dan kontribusi dalam menghadapi tantangan iklim. 

Recently Listed Properties

Luhut menekankan pentingnya memulai narasi keberlanjutan dari negara-negara berkembang, seperti Indonesia, yang memiliki potensi besar dalam mendukung aksi iklim global.

Dalam konteks ketenagalistrikan, RUPTL Hijau 2021-2030 telah mencatatkan target proyek pembangkit sebesar 41 GW, di mana 21 GW berasal dari EBT, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). 

Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, sekitar 12 GW proyek pembangkit telah selesai, dengan sisa 18,7 GW masih dalam tahap perencanaan. Pengembangan sektor EBT memerlukan investasi sekitar USD28 miliar.

Pemerintah dan PLN saat ini juga tengah membahas target pengembangan pembangkit EBT baru yang akan meningkatkan kapasitas dari 21 GW menjadi 33 GW dalam RUPTL baru, sehingga bauran energi terbarukan akan meningkat dari 52% menjadi 76%. 

Proyeksi permintaan listrik diperkirakan meningkat hingga 72 GW pada 2033, didorong oleh kebutuhan dari sektor industri smelter dan pusat data. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan listrik di Pulau Jawa, yang biasanya tumbuh sebesar 1 GW per tahun, menjadi 3 GW per tahun.

Untuk memenuhi permintaan ini, percepatan pengembangan pembangkit EBT menjadi prioritas. Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, terutama dari tenaga surya, bioenergi, angin, dan panas bumi, dengan total potensi mencapai 1.233 GW di Sumatera dan 518 GW di Kalimantan.

Our Agents

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

 

Sumber:  finance.detik.com 

37915Like

Related Articles