Home    Ekonomi Dunia Tak Segelap Yang Diramalkan, Bagaimana Dampak Pada Industri Properti?

Ekonomi Dunia Tak Segelap Yang Diramalkan, Bagaimana Dampak Pada Industri Properti?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa situasi dunia saat ini lebih baik daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan tidak menghadapi masa gelap gulita seperti yang diprediksi pada tahun sebelumnya.

Dalam acara Penyerahan Insentif Fiskal dalam Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, pada hari Senin (31/7/2023), Menkey menyampaikan bahwa dulu pada saat Presiden bersama Managing Director IMF berbicara, dunia diproyeksikan akan menghadapi masa gelap gulita di tahun 2023 karena pertumbuhan ekonomi global hanya 2,1%, jauh menurun dari 6,3% pada tahun sebelumnya.

Article

Pada waktu itu, banyak negara diprediksi akan terjerumus ke dalam jurang resesi. Data terbaru menunjukkan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi adalah 2,1% menurut Bank Dunia, 2,7% menurut Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dan 3% menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Demikian yang dikutip dari dari CNBCIndonesia.com dan sumber berita lainnya. Pertanyaan muncul, apakah situasi ini akan berpengaruh terhadap sektor properti?

Dikutip dari Detik.com, Tauhid Ahmad, Direktur INDEF, mengatakan bahwa perlambatan laju pertumbuhan global berpotensi menyebabkan inflasi tinggi, yang berimplikasi pada kenaikan suku bunga oleh The Fed. Jika Bank Indonesia (BI) merespons dengan menaikkan suku bunga, maka suku bunga kredit untuk properti juga mungkin akan meningkat.

Saat ini, terlihat perlambatan pertumbuhan kredit di sektor real estate. Hal ini disebabkan oleh preferensi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, daripada berinvestasi atau membeli properti. Sektor properti dan sejenisnya melambat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Fokus konsumen beralih dari sektor properti ke kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman, bukan investasi atau kepemilikan properti.

Recently Listed Properties

Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada sektor lainnya di Indonesia, seperti ekspor-impor, sektor keuangan, inflasi pangan, dan industri pariwisata. Meskipun ada risiko perlambatan ekonomi, namun Indonesia diharapkan tidak mengalami resesi seperti negara-negara lainnya.

Tauhid berpendapat bahwa potensi risiko terburuk adalah pertumbuhan ekonomi di bawah 5%. Hal ini disebabkan oleh penurunan perdagangan internasional yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun demikian, ia optimis bahwa resesi tidak akan terjadi dan Indonesia akan mampu menghadapi tantangan perlambatan ekonomi dengan baik.

Menurut Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, kemungkinan terjadinya resesi di Indonesia sangat kecil. Ia menekankan bahwa ekonomi Indonesia sangat bergantung pada pasar domestik, terutama dari sisi konsumsi dan investasi.

Meskipun kondisi global diperkirakan akan mengalami perlambatan, Piter Abdullah percaya bahwa selama permintaan domestik dapat dikelola dengan baik, baik dalam konsumsi maupun investasi, perekonomian Indonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh dengan baik. Ia berpendapat bahwa meskipun terdampak, dampak tersebut masih dapat diminimalkan melalui pengelolaan yang tepat.

Our Agents

Referensi :

  1. https://www.detik.com/properti/berita/d-6851285/sri-mulyani-sebut-dunia-akan-gelap-gulita-apa-dampaknya-ke-properti
  2. https://economy.okezone.com/read/2023/07/31/320/2854825/bawa-kabar-buruk-sri-mulyani-dunia-akan-gelap-gulita-tahun-ini?page=2
  3. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230731131718-4-458732/sri-mulyani-ungkap-dunia-kini-tak-gelap-gulita-kayak-ramalan

 

 

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

Ikuti perkembangan terbaru Info Terupdate seputar Properti hanya di reginarealty.co.id

 

33375Like

Related Articles