Home    Dollar Kembali Naik, Sektor Properti Dapat Terdampak 

Dollar Kembali Naik, Sektor Properti Dapat Terdampak 

Di tengah euforia kenaikan penjualan properti pada Triwulan I 2024, industri properti mendapat tekanan dengan naiknya nilai Dollar Amerika. Dikutip dari IDXChannel.com, nilai tukar Rupiah terus mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang akhir pekan Jumat (14/6/2024). Rupiah ditutup melemah 0,8 persen di posisi Rp16.394 per dolar AS (USD), yang merupakan level terendah sejak pertengahan April 2020. 

Article

Pada penutupan sebelumnya, Rupiah menguat ke Rp16.264 per USD pada perdagangan Kamis (13/6/2024). Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Rupiah berada di posisi Rp16.189 per USD pada 7 Juni 2024.

Pelemahan Rupiah menjelang rapat kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) menunjukkan potensi suku bunga tetap dipertahankan meskipun tekanan terhadap nilai tukar masih ada. Para analis, seperti yang dikutip oleh Barclays, mengindikasikan bahwa ada risiko kenaikan suku bunga yang signifikan, terutama jika Rupiah terus tertekan. Pada Jumat, BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas Rupiah dan mengumumkan komitmen untuk menggunakan kebijakan moneter guna menstabilkan mata uang nasional. 

Dampak dari pelemahan Rupiah ini terasa dalam sektor ekonomi riil, khususnya bagi industri yang bergantung pada impor bahan baku. Kenaikan harga bahan baku impor dapat mengurangi profitabilitas perusahaan dan berpotensi mempengaruhi inflasi serta daya beli masyarakat secara keseluruhan, menambah tantangan bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Recently Listed Properties

Dari data TradingView.com, Rupiah melemah kisaran 35% sejak Oktober 2014 hingga penutupan pekan lalu. Kala itu, akhir bulan Oktober 2014, Rupiah ditutup menguat dari bulan sebelum menjadi Rp. 12.080 per Dollar Amerika. 

Dampak Naiknya Dolar terhadap Sektor Properti di Indonesia

Sektor properti Indonesia dapat terpengaruh oleh nilai tukar Rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS. Peningkatan nilai dolar dapat menyebabkan perubahan di berbagai aspek pasar properti sebagai bagian dari ekonomi yang sensitif terhadap perubahan harga mata uang dan barang impor.

Kenaikan Biaya Konstruksi

Peningkatan biaya konstruksi adalah salah satu efek langsung dari naiknya nilai dolar. Kenaikan harga bahan bangunan, khususnya bahan baku yang harus diimpor, berdampak langsung pada penyesuaian harga properti, baik dalam penjualan rumah maupun komersial, karena biaya konstruksi naik, memaksa pengembang untuk mengubah harga jual properti.

Pengaruh Suku Bunga

Selain itu, peningkatan nilai dolar dapat berdampak pada kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). Jika BI menaikkan suku bunga dalam upaya menjaga stabilitas mata uang dan mengontrol inflasi yang mungkin meningkat akibat pelemahan Rupiah, hal ini akan berdampak langsung pada pasar properti. Kenaikan suku bunga dapat menghalangi konsumen untuk menggunakan kredit untuk membeli properti, sehingga mengurangi permintaan dan mengendurkan pasar properti secara keseluruhan.

Kenaikan biaya konstruksi dapat mendorong meningkatnya harga properti. Kenaikan harga properti disertai tingkat suku bunga tinggi, akan menekan daya beli. 

Our Agents

Temukan Hot Buyers Anda bersama kami di : >>https://t.co/UzgoSitdSx?amp=1<<

Ikuti perkembangan terbaru Info Terupdate seputar Properti hanya di reginarealty.co.id

 

Referensi: Dari berbagai sumber

36655Like

Related Articles