Warga desa pinggir pantai utara Pulau Jawa ini beramai-ramai membeli mobil baru, tercatat terdapat kurang lebih 180-an mobil baru yang sudah di tangan mereka. Hal tersebut lantaran warga mendapat uang pembebasan lahan proyek pembangunan kilang minyak yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemical/NGRR).
Proyek tersebut merupakan usaha patungan (joint venture) antara Pertamina dengan perusahaan asal negeri beruang merah Rosneft, yang mewujudkan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) dengan kepemilikan saham Pertamina 55% dan 45% sisanya milik Rosneft.
saya jual rumah kontrakan yang sudah lama kosong di Ragunan, saya minta tolong ke bu Desy untuk mengurusnya. Kurang lebih dua bulan kemudian saya dikabari kalau ada yang minat beli dengan harga tinggi, padahal saya waktu itu jual dengan harga dibawah pasaran.
Jujur saya kecewa dengan agen sebelumnya karena beberapa kali saat ada calon pembeli mau lihat rumah saya, malah sering telat datang, akhirnya batal beli. Setelah bertemu Bu Karmel, jadwal bertemu dengan pembeli lebih mudah diatur dan akhirnya rumah saya bisa terjual.
Malem2 aku lagi browsing apartment, trs ada iklannya bu Aan. Langsung aku hubungin padahal ud malem gitu, tapi tetep direspon dengan baik dan cepat. Sampe akhirnya aku jadi sewa apartmen itu, bu Aan juga bantu ngurusin dr awal sampe beres.
Proyek tersebut kelak akan mengolah atau memurnikan minyak mentah dan mengolahnya menjadi bahan bakar seperti avigas, avtur, bensin, minyak tanah, solar. Sedangkan pabrik petrokimia akan menghasilkan produk kimia seperti ethylene, propylene, benzene, tolene. Demikian yang dijelaskan oleh Dubes RI untuk Rusia, Jose Tavares.
Proyek ini sebagian lokasinya berada di Desa Wadung, Desa Kali Untu dan Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. Proyek ini membutuhkan lahan seluas 1.050 hektare, yang terdiri dari 841 hektare lahan darat dan sisanya dari reklamasi laut di Kecamatan Jenu, Tuban.
Sebanyak 560 orang dari 2.700 warga Desa Sumurgeneng mendapatkan ganti untung pembebasan lahan. Besarannya pun bermacam-macam, tanah yang lokasinya masuk di dalam dihargai Rp600 ribu per meter. Sedangkan tanah yang berada di pinggir jalan dihargai Rp800 per meternya.
Menurut Gihanto, Kepala Desa Sumurgeneng, rata-rata warga mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 8 miliar. Berdasar informasinya, paling banyak mendapatkan ganti untung Rp28 miliar.
saya jual rumah kontrakan yang sudah lama kosong di Ragunan, saya minta tolong ke bu Desy untuk mengurusnya. Kurang lebih dua bulan kemudian saya dikabari kalau ada yang minat beli dengan harga tinggi, padahal saya waktu itu jual dengan harga dibawah pasaran.
Jujur saya kecewa dengan agen sebelumnya karena beberapa kali saat ada calon pembeli mau lihat rumah saya, malah sering telat datang, akhirnya batal beli. Setelah bertemu Bu Karmel, jadwal bertemu dengan pembeli lebih mudah diatur dan akhirnya rumah saya bisa terjual.
Malem2 aku lagi browsing apartment, trs ada iklannya bu Aan. Langsung aku hubungin padahal ud malem gitu, tapi tetep direspon dengan baik dan cepat. Sampe akhirnya aku jadi sewa apartmen itu, bu Aan juga bantu ngurusin dr awal sampe beres.
Menurut Gihanto, terdapat beberapa kali pencairan uang pembebasan lahan sejak Maret 2020 silam hingga Februari 2021. Sejumlah warga menggunakan uang pembebasan lahan untuk membeli mobil, tanah dan membangun rumah.
Dari berita ini kita bisa belajar bahwa memiliki aset properti adalah sebuah kekayaan. Warga memilikinya sudah secara turun menurun dan ketika diganti untung untuk sebuah proyek, maka aset propertinya berubah menjadi uang yang sangat berlimpah. Sehingga berbondong-bondong membeli mobil baru. Besar harapan kita, warga juga membeli aset properti lagi agar kekayaannya berupa uang tersebut, tidak tergerus inflasi.