Home    Alasan Kenapa Ada Istilah “Senin Harga Naik”

Alasan Kenapa Ada Istilah “Senin Harga Naik”

 

 

Properti di kawasan potensial dan menguntungkan pasti jadi rebutan. Harga hunian pun begitu mahal dan sulit ditawar. Tak heran, istilah “Senin harga naik” sering dikumandangkan para pemasar properti untuk menggambarkan minat konsumen yang tinggi terhadap hunian di kawasan tersebut.

Bagi konsumen yang masuk kategori first time buyer alias pembeli properti pertama kali, perubahan harga bisa jadi menyesakkan. Mereka mungkin tengah mempersiapkan bujet, tetapi nilainya berubah saat mereka kembali tiga atau empat bulan kemudian.

Misalnya sewaktu berkunjung ke salah satu perumahan di Depok sebelum bulan puasa, harga rumah minimalis yang masih dibandrol Rp 300 jutaan. Tapi setelah kembali lagi pada akhir November kemarin ternyata harganya sudah melonjak jadi Rp 330 Juta!.

 

Melihat kondisi ini ada sejumlah faktor yang mendorong pengembang melakukan koreksi harga secara cepat:

  1. Strategi pengembang. Umumnya pengembang melakukan perubahan harga di awal dan pertengahan tahun. Namun, kadang perubahan nilai jual juga bersifat situasional. Jika pasar sedang oke, developer menaikkan harga.
  2. Perubahan nominal PBB berikut NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Bila harga tanah berubah, harga jual juga pasti berubah. Kenapa naik di awal tahun? Ini biasanya karena dasar pengenaan PBB sudah terbit di Februari
  3. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta bahan baku bangunan juga mempengaruhi strategi developer. Setiap ada koreksi harga BBM atau material bangunan, mau tidak mau harga jual properti ikut naik mengingat keduanya masuk perencanaan biaya produksi.
  4. Kenaikan harga properti di Indonesia umumnya disebabkan kenaikan harga bangunan dan upah pekerja.

 

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh pencari properti untuk mendapatkan harga terbaik? Mencari properti yang baru melalukan peluncuran atau masih dalam tahap pembangunan.

Selain harganya jauh lebih rendah, pengembang biasanya juga kerap mengiming-imingi diskon saat peluncuran. Kelemahannya, konsumen tidak bisa mengetahui dengan pasti hasil jadi dari properti tersebut. Kedua, ada kekhawatiran kemunduran jadwal pembangunan.

 

Jadi ada baiknya cek rekam jejak dari pengembang. Project apa saja yang sudah pernah dibuat, apakah tepat waktu dalam menyelesaikan project yang sedang berlangsung, dan juga cek perihal legalitas dokumen-dokumennya.

726Like

Related Articles