Home    Beli Properti Pakai Bitcoin

Beli Properti Pakai Bitcoin

 

 

Seminggu yang lalu nilai Bitcoin melewati angka yang fantastis, sebesar USD 10.000 untuk pertama kalinya. Memasuki pertengahan Desember 2017, bahkan mencapai rekor tertinggi hingga USD 17.000.

Meski di Indonesia Bank Sentral melarang penggunaan Bitcoin mulai tahun depan, namun kenyataannya kenaikan nilai fenomenal mata uang kripto (cryptocurrency) ini menjadi buruan banyak perusahaan properti dunia.

 

Bitcoin ternyata berimbas juga pada bisnis properti dan lahan di dunia nyata. Dilansir dari homesandproperty.co.uk Sabtu (09/12), sebuah lahan di Kepulauan Karibia hanya akan dijual dengan transaksi Bitcoin.

Pulau di kawasan Kepulauan Karibia dikabarkan akan dijual senilai 5,3 juta euro hanya dengan mata uang virtual tersebut. Investor yang hanya memiliki 600 Bitcoin akan mampu membeli lahan tersebut pada awal pekan ini.

 

Selain itu tercatat juga, Aston Plaza & Residences di Dubai Science Park adalah salah satu perkembangan besar pertama yang menawarkan flat untuk dijual dengan Bitcoin. Kabar ini telah menjadi berita utama diberbagai media pada bulan September lalu.

Apartemen yang dikembangkan oleh pengusaha Inggris Michelle Mone, dan mitra usaha kapitalisnya Doug Barrowman dijual dengan harga mulai dari 30 Bitcoin atau Pound Sterling (GBP) 100.000. Mereka berdua percaya bahwa ini adalah mata uang masa depan dan bahwa dengan menggunakan Bitcoin untuk membeli properti adalah langkah selanjutnya bagi investor BTC yang telah memperoleh keuntungan yang signifikan.

 

Sebuah rumah berlantai enam seharga GBP 17 juta di Notting Hill London dikabarkan juga dipasarkan dengan Bitcoin pada bulan Oktober 2017. Perusahaan telah menerima dua penawaran dan penjualannya saat ini sedang melalui proses hukum seperti masalah pajak dan lain-lain.

Penjualan tersebut akan menjadi properti pertama di London yang dijual dalam mata uang digital. Namun, kepala penelitian di Cluttons, Faisal Durrani, memperingatkan bahwa pengembang harus tetap waspada terhadap menggunakan Bitcoin untuk meningkatkan penjualan.

 

Daya tarik utama penjualan dalam mata uang virtual ini adalah properti dapat dibeli khalayak global secara online. “Tapi pasarnya mudah berubah sehingga ada risiko signifikan yang terlibat, dalam beberapa jam nilai Bitcoin bisa turun dua,” jelas Durrani.

Mata uang digital ini juga memiliki kekurangan transparansi yang berbeda, pembeli dan penjual dapat beroperasi secara anonim, ini tentu berpotensi untuk penghindaran pajak dan pencucian uang.

 

Karena itu, Departemen Keuangan Inggris mengumumkan rencana untuk mengatur mata uang kripto dan mengharuskan penjual untuk mengungkapkan identitas mereka dan melaporkan aktivitas yang mencurigakan pada akhir tahun ini atau awal tahun 2018.

Sementara investasi di Bitcoin, dan mata uang digital lainnya, semakin populer, banyak pihak memperingatkan bubble itu bisa segera meledak, terutama setelah peraturan EU-wide mulai berlaku.

1300Like

Related Articles